Senin, 14 November 2011

jangan menyerah

jadilah pohon kaktus dan ulet bulu.
pohon kaktus hanya hidup d tempat panas n byk org yg gk menyukai'a karna duri'a tapi ia tetap tumbuh n tetap besabar hingga ia berkembang sangat cantik sehingga banyak org yg menyukai'a..

dan ulat bulu d benci banyak org karna gatel'a tp ketika pas berubah menjadi kupu-kupu ia menjadi cantik dan banyak d sukai orang

Jumat, 30 September 2011

Pentingnya Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Masyarakat

Bahasa merupakan salah satu faktor pendukung kemajuan suatu bangsa karena bahasa merupakan sarana untuk membuka wawasan bangsa (khususnya pelajar dan mahasiswa) terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang. Dengan kata lain, bahasa merupakan sarana untuk menyerap dan mengembangkan pengetahuan. .

Gagasan tersebut telah mendorong usaha untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa keilmuan. Usaha pemodernan ini telah ditandai dengan dibentuknya Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dan diterbitkannya buku Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Walaupun publikasi tersebut belum secara tuntas menggambarkan aspek kebahasaan yang diharapkan, publikasi tersebut memberi isyarat bahwa untuk memantapkan kedudukan bahasa Indonesia perlu ada suatu pembakuan baik dalam bidang ejaan maupun tata bahasa. Pembakuan ini merupakan suatu prasyarat untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa keilmuan. Publikasi itu merupakan salah satu sarana untuk menuju ke status tersebut.
Kita memaklumi bahwa bahasa Inggris yang kita kenal sekarang memang dapat dikatakan mempunyai ejaan dan struktur bahasa yang baku. Karena itu, bahasa tersebut telah mencapai status untuk digunakan sebagai bahasa keilmuan. Tentu saja kedudukan semacam itu tidak bisa terjadi begitu saja. Bahasa tersebut telah mengalami pengembangan dan perluasan dalam waktu hampir tiga abad untuk mencapai statusnya seperti sekarang. Status yang demikian akhirnya juga menjadi sikap mental bagi pemakai dan penuturnya. Artinya, kesalahan dalam penggunaan bahasa baik tata bahasa maupun ejaan (spelling)merupakan suatu kesalahan yang dianggap _tercela_ dan memalukan apalagi di kalangan akademik. Sudah menjadi kebiasaan umum dalam penilaian pekerjaan tulis pelajar dan mahasiswa di Amerika bahwa salah eja akan mengurangi skor pekerjaan tulis tersebut. Hal seperti itu dapat terjadi karena pemilihan ejaan didasarkan pada kaidah yang baku dan bukan didasarkan atas selera pemakai. Bandingkan dengan keadaan di Indonesia khususnya di kalangan profesional dan akademik.
Kesadaran akan adanya pedoman yang baku mencerminkan bahwa masyarakat mempunyai mentalitas untuk mengikuti apa yang menjadi ketentuan atau kesepakatan bersama. Memang dalam setiap ketentuan yang baku selalu ada penyimpangan. Akan tetapi, penyimpangan tentu saja diharapkan sangat minimal. Bila penyimpangan lebih banyak daripada ketentuan yang baku berarti ketentuan baku tersebut praktis tidak ada manfaatnya sama sekali. Dalam kehidupan sehari-hari, bila kebijaksanaan lebih banyak dari ketentuan yang telah digariskan, dapat dibayangkan apa yang akan terjadi. Bila dalam kehidupan bermasyarakat lebih banyak kebijaksanaan (yang berarti penyimpangan) dari-pada ketentuan hukum yang berlaku maka kepercayaan masyarakat terhadap hukum menjadi berkurang dan akhirnya masyarakat lebih mempercayai atau menganut jalan simpang. Oleh karena itu, semboyan bahasa menunjukkan bangsa sebenarnya bukan sekadar ungkapan klise melainkan semboyan yang mempunyai makna filosofis yang sangat dalam. Sikap masyarakat terhadap bahasa barangkali dapat dijadikan indikator mengenai sikap masyarakat dalam hidup bernegara. Mungkinkah perilaku dalam penggunaan bahasa Indonesia dewasa ini merupakan refleksi sikap mental kita yang selalu mengharapkan kebijaksanaan daripada mengikuti ketentuan yang berlaku
Begitu juga dalam hal ragam bahasa dalam konsep ilmiah yang menuntut kecermatan dalam penalaran dan bahasa. Dalam hal bahasa, seperti karya tulis dan alporan penelitian  harus memenuhi ragam bahasa formal atau terpelajar dan bukan bahasa informal atau pergaulan. Ragam bahasa terdiri atas dasar media atau sarana, penutur, dan pokok persoalan. Atas dasar media, ragam bahasa terdiri atas ragam bahasa lisan dan tulis. Atas dasar penuturnya, terdapat beberapa ragam yaitu dialek, terpelajar, resmi, dan takresmi. Dari segi pokok persoalan, ada berbagai ragam antara lain ilmu, hukum, niaga, jurnalistik, dan sastra.
Ragam bahasa dalam konsep ilmiah hendaknya mengikuti ragam bahasa yang penuturnya adalah terpelajar dalam bidang ilmu tertentu. Ragam bahasa ini mengikuti kaidah bahasa baku untuk menghindari ketaksaan atau ambiguitas makna karena ragam bahasa ilmiah tidak terikat oleh waktu. Dengan demikian, ragam bahasa dalam konsep ilmiah sedapat-dapatnya tidak mengandung bahasa yang sifatnya kontekstual seperti ragam bahasa jurnalistik. Tujuannya adalah agar karya tersebut dapat tetap dipahami oleh pembaca yang tidak berada dalam situasi atau konteks saat karya tersebut diterbitkan.
Kemampuan berbahasa yang baik dan benar merupakan persyaratan mutlak untuk melakukan kegiatan ilmiah sebab bahasa merupakan sarana komunikasi ilmiah yang pokok. Tanpa penguasaan tata bahasa dan kosakata yang baik akan sukar bagi seorang ilmuan untuk mengkomunikasikan gagasannya kepada pihak lain. Dengan bahasa selaku alat komunikasi, kita bukan saja menyampaikan informasi tetapi juga argumentasi, di mana kejelasan kosakata dan logika tata bahasa merupakan persyaratan utama.
Masalah ilmiah biasanya menyangkut hal yang sifatnya abstrak atau konseptual yang sulit dicari alat peraga atau analoginya dengan keadaan nyata. Untuk mengungkapkan hal semacam itu, diperlukan struktur bahasa dan kosakata yang canggih. Ciri-ciri bahasa keilmuan adalah kemampuannya untuk membedakan gagasan atau pengertian yang memang berbeda dan strukturnya yang baku dan cermat. Dengan karakteristik ini, suatu gagasan dapat terungkap dengan cermat tanpa kesalahan makna bagi penerimanya. Berikut ini terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam karya tulis ilmiah berupa penelitian yaitu :
  1. Bermakna isinya
  2. Jelas uraiannya
  3. Singkat dan padat
  4. Berkesatuan yang bulat
  5. Memenuhi kaidah kebahasaan
  6. Memenuhi kaidah penulisan dan format karya ilmiah
  7. Komunikatif secara ilmiah
Aspek komunikatif  hendaknya dicapai pada tingkat kecanggihan yang diharapkan dalam komunikasi ilmiah. Oleh karena itu, karya ilmiah tidak selayaknya membatasi diri untuk menggunakan bahasa (struktur kalimat dan istilah) popular khususnya untuk komunikasi antarilmuwan. Karena makna simbol bahasa harus diartikan atas dasar kaidah baku, karya ilmiah tidak harus mengikuti apa yang nyatanya digunakan atau popular dengan mengorbankan makna yang seharusnya. Bahasa keilmuan tidak selayaknya mengikuti kesalahkaprahan.

Benarkah bahasa mempengaruhi kehidupan manusia

Dalam kesempatan ini saya akan membahas tentang Bahasa. Yang akan dibahas pertama-tama diantaranya adalah fungsi bahasa, peranan bahasa, ragam bahasa serta eyd & tanda baca di Indonesia. Namaun ada 2 poin penting lagi yang akan saya bahas di bagian akhir dari tulisan ini. 2 poin penting tersebut adalah “Apakah bahasa dapat mempengaruhi kehidupan manusia ?” dan “Pentingnya bahasa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat
  • Fungsi Bahasa
Fungsi bahasa menurut Mahmudah dan Ramlan (2007:2-3) adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat Indonesia. Bahasa juga menunjukkan perbedaan antara satu penutur dengan penutur lainnya, tetapi masing-masing tetap mengikat kelompok penuturnya dalam satu kesatuan sehingga mampu menyesuaikan dengan adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat. Selain itu, fungsi bahasa juga melambangkan pikiran atau gagasan tertentu, dan juga melambangkan perasaan, kemauan bahkan dapat melambangkan tingkah laku seseorang.
Tokoh lain yaitu Gorys Keraf (2001:3-8) menyatakan bahwa ada empat fungsi bahasa, yaitu:
1.  Alat untuk menyatakan ekspresi diri
Bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita,  sekurang kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita.
2.  Alat komunikasi
Bahasa merupakan saluran perumusan maksud yang melahirkan perasaan dan memungkinkan   adanya kerjasama antar individu.
3.  Alat mengadakan integrasi dan adaptasi sosial
Bahasa merupakan salah satu unsure kebudayaan yang memungkinkan manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman tersebut, serta belajar berkenalan dengan orang-orang lain.
4.  Alat mengadakan kontrol sosial
Bahasa merupakan alat yang dipergunakan dalam usaha mempengaruhi tingkah laku dan tindak tanduk orang lain. Bahasa juga mempunyai relasi dengan proses-proses sosialisasi  suatu masyarakat.
Dari pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian bahasa mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Sistem lambing bunyi yang arbitrer
2. Alat komunikasi
3. Simbol bunyi yang memiliki arti serta makna
4. Digunakan oleh masyarakat untuk beriteraksi

  • Peranan Bahasa
Sedangkan peranan bahasa adalah sebagai bahasa pemersatu (bahasa nasional) bangsa. Tanpa bahasa Indonesia, mungkin bangsa Indonesia bisa kehilangan jati dirinya. Bahasa memainkan peranan yang penting untuk berkomunikasi di dunia ini. Teknologi informasi ialah satu-satu alat yang penting untuk masyarakat berkomunikasi dalam pelbagai bahasa. Salah satu perbezaan antara manusia dan haiwan ialah cara komunikasi.
  • Ragam Bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990).
  • Hal-hal yang menyebabkan timbulnya ragam bahasa :
Menurut Dendy sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tidak baku. Dalam situasi resmi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tidak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.
  • Penerapan ragam bahasa resmi berdasarkan medianya :
Menurut Felicia (2001 : 8), ragam bahasa menurut media atau sarananya terdiri atas :
> Ragam Lisan
Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa. Kita dapat menemukan ragam lisan yang standar, misalnya pada saat orang berpidato atau memberi sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah, dan ragam lisan yang non standar, misalnya dalam percakapan antar teman, di pasar, atau dalam kesempatan non formal lainnya.
> Ragam Tulis
Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau yang tercetak. Ragam tulis pun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun non standar. Ragam tulis yang standar kita temukan dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga dapat menemukan ragam tulis non standar dalam majalah remaja, iklan, atau poster.
  • EYD & Tanda Baca
Ejaan yang disempurnakan atau yang lebih dekenal dengan singkatan EYD adalah ejaan yang mulai resmi dipakai dan digunakan di Indonesia tanngal 16 agustus 1972. Ejaan ini masih tetap digunakan hingga saat ini. EYD adalah rangkaian aturan yang wajib digunakan dan ditaati dalam tulisan bahasa indonesia resmi. EYD mencakup penggunaan dalam 12 hal, yaitu penggunaan huruf besar (kapital), tanda koma, tanda titik, tanda seru, tanda hubung, tanda titik koma, tanda tanya, tanda petik, tanda titik dua, tanda kurung, tanda elipsis, dan tanda garis miring.
Ternyata ada perbedaan-perbedaan antara EYD dan ejaan sebelumnya, yaitu:
* ‘tj’ menjadi ‘c’ : tjutji → cuci
* ‘dj’ menjadi ‘j’ : djarak → jarak
* ‘j’ menjadi ‘y’ : sajang → saying
* ‘nj’ menjadi ‘ny’ : njamuk → nyamuk
* ‘sj’ menjadi ‘sy’ : sjarat → syarat
* ‘ch’ menjadi ‘kh’ : achir → akhir
* awalan ‘di-’ dan kata depan ‘di’ dibedakan penulisannya. Kata depan ‘di’ pada contoh “di rumah”, “di sawah”, penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara ‘di-’ pada dibeli, dimakan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Sebelumnya “oe” sudah menjadi “u” saat Ejaan Van Ophuijsen diganti dengan Ejaan Republik. Jadi sebelum EYD, “oe” sudah tidak digunakan.
Tanda Baca
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis. (Wikipedia)
Beberapa jenis tanda baca yang penting antara lain adalah:
- Titik (.) berfungsi untuk menandai akhir kalimat berita, atau untuk keperluan singkatan, gelar, dan angka-angka
- Koma (,) berfungsi untuk memisahkan anak kalimat atau hal-hal yang disebutkan dalam kalimat, juga untuk keperluan singkatan, gelar, dan angka-angka.
- Tanda ((..)) kurung berfungsi untuk menjelaskan suatu istilah yang belum banyak diketahui oleh khalayak.
-  Tanda (`) kutip satu berfungsi untuk mengasosiasikan suatu istilah.
-  Tanda (“…”) petik berfungsi untuk menandai kalimat langsung atau percakapan dalam naskah drama.
- Tanda (!) seru berfungsi untuk menegaskan, memberi peringatan bahwa kalimat yang bertanda seru tersebut perlu untuk diperhatikan.
-  Tanda (?) tanya berfungsi untuk melengkapi kalimat tanya.
-  Tanda blindov cantik (b) berfungsi dipegang.
- Tanda (…-…) hubung berfungsi untuk menghubungkan penggalan kata, kata ulang, rentang suatu nilai.
-  Titik dua (:) berfungsi untuk mengawali penguraian suatu kalimat.

Minggu, 24 April 2011

Tugas 1 TOU 2

BAB 1 . RUANG LINGKUP EKONOMI




1. Definisi dan Metodologi Ekonomi
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan.

Menurut Albert L. Meyers ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan kebutuhan manusia. Kata kunci dari definisi ini adalah; pertama, tentang “kebutuhan” yaitu suatu keperluan manusia terhadap barang-barang dan jasa-jasa yang sifat dan jenisnya sangat bermacam-macam dalam jumlah yang tidak terbatas. Kedua, tentang” pemuas kebutuhan” yang memiliki ciri-ciri “terbatas” adanya. Aspek yang kedua inilah menurut Lipsey yang menimbulkan masalah dalam ekonomi, yaitu karena adanya suatu kenyataan yang senjang, karena kebutuhan manusia terhadap barang dan jasa jumlahnya tak terbatas, sedangkan di lain pihak barang-barang dan jasa-jasa sebagai alat pemuas kebutuhan sifatnya langka ataupun terbatas. Itulah sebabnya maka manusia di dalam hidupnya selalu berhadapan dengan kekecewaan maupun ketidakpastian. Definisi ini nampaknya begitu luas sehingga kita sulit memahami secara spesifik. Ahli ekonomi lainnya yaitu J.L. Meij mengemukakan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu tentang usaha manusia ke arah kemakmuran. Pendapat tersebut sangat realistis, karena ditinjau dari aspek ekonomi di mana manusia sebagai mahluk ekonomi (Homo Economicus) pada hakekatnya mengarah kepada pencapaian kemakmuran.
Kemakmuran menjadi tujuan sentral dalam kehidupan manusia secara ekonomi, sesuai yang dituliskan pelopor “liberalisme ekonomi” oleh Adam Smith dalam buku “An Inquiry into the Nature and Cause of the Wealth of Nations” tahun 1976. Namun dengan cara bagaimana manusia itu berusaha mencapai kemakmurannya ? Dalam definisi yang dikemukakan Meij memang tidak dijelaskan. Kemudian Samuelson dan Nordhaus mengemukakan “Ilmu ekonomi merupakan studi tentang perilaku orang dan masyarakat dalam memilih cara menggunakan sumber daya yang langka dan memiliki beberapa alternatif penggunaan, dalam rangka memproduksi berbagai komoditi, untuk kemudian menyalurkannya baik saat ini maupun di masa depan kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam suatu masyarakat. Menurut Samuelson 2 bahwa ilmu ekonomi itu merupakan ilmu pilihan.
Ilmu yang mempelajari bagaimana orang memilih penggunaan sumber-sumber daya produksi yang langka atau terbatas untuk memproduksi berbagai komoditi, dan menyalurkannya ke berbagai anggota masyarakat untuk segera dikonsumsi.
Jika disimpulkan dari tiga pendapat di atas walaupun kalimatnya berbeda, namun tersirat bahwa pada hakikatnya ilmu ekonomi itu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya dalam mencapai kemakmuran yang diharapkan, dengan memilih penggunaan sumber daya produksi yang sifatnya langka/terbatas itu.
Dengan kata lain yang sederhana bahwa ilmu ekonomi itu merupakan suatu disiplin tentang aspek-aspek ekonomi dan tingkah laku manusia.


2. Masalah Pokok Ekonomi dan Pengaruh Mekanisme Harga
Masyarakat yang sedang mengantre …. Untuk memperoleh …. Yang langka .
Kenapa si hal seperti itu tuh terjadi????Yaa bener, jawabannya karena barang kebutuhan yang qta butuhkan terbatas, padahal kebutuhan qta kan gag terbatas. Maka dari itu mereka mengantre seperti itu agar kebutuhan mereka terpenuhi. Hal ini merupakan masalah ekonomi yang dihadapi oleh manusia. Hal itu sering qta sebut dengan ‘KELANGKAAN’.

Kebutuhan Manusia
Suatu kebutuhan menunjukan senua keinginan manusia terhadap barang dan jasa yang dapat memberikan kepuasan dan diikuti dengan kepemilikan daya beli. Dan kalau, keinginan tidak diikuti oleh kepemilikan daya beli.
Hayoo dari semua barang yang ada diatas barang manakah yang ingin kamu beli ? dan barang manakah dari gambar diatas yang harus kamu beli karna kamu membutuhkannya?

Kebutuhan manusia sangat beragam kuantitas dan kualitasnya. Maka dari itu kita akan membahas macam-macam kebutuhan yang mempunyai kelompok berdasarkan intensitasnya, wujud, subjek, sifat, dan waktunya .

1. Berdasarkan Intensitas
a. Kebutuhan Primer : kebutuhan dasar / alamiah yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup manusia .
Contoh : kebutuhan akan makanan, pakaian dan perumahan .
b. Kebutuhan Sekunder : kebutuhan ke2 yang harus dipenuhi setelah kebutuhan primer terpenuhi .
Contoh : kebutuhan akan lemari, meja, kursi, televise dll.
c. Kebutuhan Tersier : kebutuhan mewah(lux) yang akan dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi .
Contoh : mobil mewah, perhiasan, motor dll.
2. Berdasarkan Wujud
a. Kebutuhan Material : kebutuhan yang berbentuk kebendaan yang dapat dilihat dan diraba .
Contoh : mobil dan sepatu.
b. Kebutuhan Spiritual : kebutuhan yang tidak terwujud, tetapi dapat memuaskan kebutuhan manusia .
Contoh : pendidikan, rekreasi dan agama.
3. Berdasarkan Subjek
a. Kebutuhan Individu : kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seseorang.
Contoh : pakaian, rekreasi, motor atau mobil.
b. Kebutuhan Kolektif : kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat umum.
Contoh : rumah sakit dan jalan raya.
4. Berdasarkan Sifat
a. Kebutuhan Jasmani : kebutuhan yang bersifat fisik.
Contoh : pakaian,sandal dan kacamata.
b. Kebutuhan Rohani : kebutuhan yang bersifat psikis.
Contoh : acara keagamaan, rekreasi dan music.
5. Berdasarkan Waktu
a. Kebutuhan Sekarang : kebutuhan yang harus dipenuhi saat ini juga .
Contoh : obat bagi orang sakit, atau makan pada saat lapar.
b. Kebutuhan Masa Sekarang : kebutuhan untuk masa mendatang, tetapi pemenuhannya sekarang.
Contoh : asuransi kesehatan atau tabungan.
c. Kebutuhan waktu yang tidak menentukan : kebutuhan yang secara tiba-tiba harus terpenuhi.
Contoh : berobat ke dokter karna kecelakaan atau tempat pengungsian bagi korban bencana alam.


2.2 Kelangkaan
Barang yang ada disekitar kita termasuk barang ekonomi (economic goods).
Contoh : kita berikan uang saku untuk seminggu. Nah dengan uang saku yang diberikan itu apakah kita dapat memiliki semua barang kebutuhan ??
Pasti uang yang kita terima terbatas, sedangkan semua barang kebutuhan harus dibeli dengan uang kan ??
Naaah, dengan demikian barang kebutuhan kita inilah yang disebut dengan barang ekonomi (economic goods) .



Kebatasan dalam ekonomi sering qta artikan sebagai Kelangkaan. Menurut Paul A. Samuelson, Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai bagaimana orang-orang dan masyarakat membuat pilihan dengan atau tanpa uang dengan menggunakan sumber daya yang terbatas dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa, kemudian mendistribusikan untuk keperluan konsumsi untuk masa kini dan masa mendatang. Ilmu ekonomi digunakan untuk menganalisis biaya dan keuntungan serta memperbaiki corak pennggunaan sumber daya. (Paul A. Samuelson,2002).

2.3 Masalah Ekonomi
1. Apa Saja Barang yang Akan Diproduksi (What)?
Masyarakat harus menentukan jenis dan jumlah barang atau jasa yang akan diproduksi dan menentukan kapan proses produksi dilakukan (Paul A. Samuelson,2002).
2. Bagaimana Cara Memproduksinya (How)?
Barang atau jasa biasanya dapat diproduksi dengan kombinasi sumber daya dan teknik yang oleh sebab itu, masyarakat menghadapi masalah pemilihan teknik mengolah SD dengan biaya paling sedikit untuk setiap satuan barang dan jasa yang diputuskan untuk diproduksi.
3. Untuk Siapa Barang Diproduksi (For Whom) ?
Masyarakat harus menentukan seberapa banyak kebutuhan dari tiap konsumen harus terpenuhi (Paul A. Samuelson,2002).
Misalnya : siapa yang akan mengonsumsi buah-buah impor? Apakan distribusi pendapatan dan kesehatan sudah merata?
Mungkin kita masih gag ngerti apa yang dibaca barusan diatas. Makadari itu, saya akan memberikan contoh agar kita dapat mudah memahaminya :
Saat ini, keluarga Toni sedang mengalami masalah. Ayahnya telah kehilangan pekerjaannya. Dan pada saat itu Toni ingin membantu kedua orang tuanya dengan cara mencari uang dengan menjual makanan di sekitar rumah dan sekolahnya. Selanjutnya, dia mulai menganalisi pertanyaan-pertanyaan yang telah dia pelajari di sekolahnya tentang pertanyaan dalam menghadapi masalah pokok ekonomi.
1. Makanan apa yang harus dia buat sebelum dia berangkat sekolah?
Menihat waktu yang sangat sempit , Toni memutuskan untuk membuat gorengan, seperti pisang goreng, ubi goreng dan singkong goreng.
2. Bagaimana cara membuatnya? Siapa saja yang akan membantunya?
Ia memberi tugas untuk ayah, ibu dan adiknya. Ayah dan ibu bertugas membeli bahan-bahan makanan di pasar setiap malam. Toni dan adiknya bertugas membuat gorengan di dapur.
3. Siapa saja orang-orang yang akan mengonsumsinya?
Toni berharap gorengan itu dapat dikonsumsi oleh orang-orang yang mencari sarapan . untuk ibu menitipkan makanan ke warung-warung di dekat rumah. Toni dan adiknya menitipkan makanannya di kantin sekolah.
kita bias liat kan kalau Toni dapat menjawab ke3 pertanyaan tersebut kann? Jawaban yang diberikan berupa tindakan ekonomi untuk memecahkan masalah ekonomi keluarganya.

2.4 Biaya Peluang
Kelangkaan/keterbatasan memaksa qta untuk memilih salah satu dari beberapa dari kebutuhan yang harus dipenuhi. Artinya, kita akan melepas peluang/kesempatan qta untuk memenuhi salah satu jenis kebutuhan lainnya. So, dari uraian diatas kita dapat menarik kesimpulan apa pengertian dari biaya peluang itu kann.
Biaya peluang (opportunity cost) : peluang atau kesempatan dari beberapa alternatif yang tidak kamu ambil.

kita liat yuk contoh dari biaya peluang :
Sam memiliki uang sebesar Rp. 135.000,00. Dia ingin beli tas yang harganya Rp. 85.000,00 , tapi disisi lain dia juga ingin beli buku pelajaran yang harganya Rp.132.000,00 . Dan setelah berfikir dia memutuskan untuk membeli tas daripada buku pelajaran. Dengan demikian, biaya peluang yang dikorbankan Ani ialah senilai dengan harga buku pelajaran yang tidak jadi dia beli, yaitu Rp. 132.000,00 . tapi, biaya peluang yang muncul bukan itu aja loowh. Biaya peluangnya senilai harga buku pelajaran ditambah dengan kesempatan mendapat ilmu dari nilai yang lebih tinggi saat ujian. So, biaya peluang dari suatu pilihan termasuk semua resikonya, baik kehilangan uang maupun manfaat lain yang menyertainya.

2.5 Sistem Perekonomian
Sistem perekonomian adalah kumpulan dari aturan-aturan atau kebijakan-kebijakan yang saling berkaitan dalam upaya memenuhi kebutuhan untuk mencapai kemakmuran.

1.1. Sistem Perekonomian

kita kan udah kenal nihh sama 3 pertanyaan yang paling dasar dalam ekonomi yang udah dijelasin diatas. Lalu, instrument apa sih yang bias digunain untuk menjawab 3 pertanyaan tersebut? System ekonomi dipercaya untuk memecahkan 3 penyataan itu.
Bentuk perekonomian yang ada di dunia ini diorganisasi secara berbeda-beda untuk menjawab 3 pertanyaan dasar diatas. Organisasi yang dipraktikkan di berbagai Negara dibedakan menjadi 3 bentuk :
1. System ekonomi pasar (kapitalis) : system yang menyerahkan pemecahan dari setiap pertanyaan kepada pasar.
Ciri-ciri :
· Sebagian besar alat-alat produksi dimilliki oleh pribadi/organisasi, bukan pemerintah.
· Setiap orang bebas menjual SDnya menurut pemikiran harga tertinggi.
· Setiap orang bebas menggunaka pendapatnya untuk membeli barang dan jasa untuk memnaksimalkan kepuasan mereka.
· Pengusaha bebas menjalankan perusahaannya dengan mengkombinasikan SD(factor-faktor produksi), memakai teknologi yang meminimalkan biaya produksi, dan menjual hasil produksinya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.
· Harga barang dan jasa ditentukan oleh mekanisme pasar atau dipengaruhi oleh tindakan pembeli dan penjual di pasar.
· Funngsi pemerintahan sangat dibatasi, yakni hanya mengurus keamanan, beberapa jasa pokok, dan melaksanakan aturan-aturan umum untuk melingdunagi kebebasan-kebebasan politik dan ekonomi.
Kebaikan :
· Pasar memberikan informasi lebih tepat tentang harga, jenis barang dan jumlah permintaan.
· Motivasi para pengusaha terpacu untuk mengembangkan usaha.
· Tingginya motivasi para pengusaha untuk memproleh keahlian modern, seperto pemakaian teknologi dan teknik manajemen.
· Meningkatkan efisien penggunaan barang dan biaya produksi.
· Persaingan usaha meningkatkan kualitas dan kuantititas barang dan jasa.
· Kreasi dan inovasi masyarakat bebas berkembang.
Keburukan :
· Kebebasan menjadi tidak terbatas sehingga golongan yang lemah semakin tertindas.
· Keadaan ekonomi sangat tidak stabil. Misalnya, inflasi dan pengangguran muncul tiba-tiba.
· Munculnya kekuatan monopoli sehingga harga, jenis dan jumlah produksi ditentukan oleh suatu produsen.
· Timbulnya eksternalitas atau akibat sampingan yang merugikan masyarakat, seperti polusi dan kemacetan lalu lintas.
2. System ekonomi terpusat (komando) : system yang menetapkan pemerintah sebagai satu-satunya pihak yang harus menjawab 3 pertanyaan ekonomi denagn memiliki sepenuhnua SD dan kekuasaan untuk menetapkan keputusan.
Ciri-ciri :
· Pemerintah sepenuhnya menentukan dan mengatur corak kegiatan ekonomi.
· Alat-alat produksi dan SD dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah atau negara.
· Tidak ada kebebasan bagi setiap orang dalam kegiatan ekonomi.
· Produksi ditentukan oleh pemerintah. Penyelesaian masalah pokok ekonomi tentang apa dan berapa barang yang diproduksi serta bagaimana cara memproduksi diselesaikan oleh pemerintah.
Kebaikan :
· Terjadinya kesamaan hak setiap individu sehingga penindasan dapat dihindarkan.
· Distribusi pendapatan nasional merata.
· Terjaganya stabilitas perekonomian.
· Harga barang-barang kebutuhan pokok terkendali.
· Tidak ada praktik monopoli.
· Tersediannya fasilitas public untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Keburukan :
· Hak milik perorangan terbatas.
· Kebebasan individu untuk berkreasi tidak ada.
· Potensi, kreasi, dan inovasi masyarakat tidak dapat berkembang.
3. System ekonomi campuran : system yang dikendalikan dan diawasi oleh pemerintah, tetapi masyarakat mempunyai kebebasan yang cukkup luas unutk menentukan kegiatan-kegiatan ekonomi yang ingin mereka lakukan.
Ciri-ciri :
· Kegiatan produksi vital untuk memenuhi kebutuhan rakyat banyak dikuasai oleh Negara atau pemerintah.
· Factor-faktor produksi dimiliki bersama antara pemerintah dan pihak swasta. Mereka juga bersama-sama melakukan kegiatan ekonomi.
· Hak milik individu diakui sepenuhnnya.
· kegiatan ekonomi yang tidak vital menyentuh rakyat banyak diserahkan kepada pihak swasta.



BAB 2 . PENENTUAN HARGA PERMINTAAN dan PENAWARAN

1. Pengertian Permintaan dan Penawaran

1.1 Pengertian Permintaan (Demand)
Permintaan : Banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar dengan tingkat harga tertentu dan dalam periode tertentu.
Kita ambil permintaan notebook. Saat ini didalam perkuliahan notebook sangat penting dalam semua tugas maupun aktifitas para mahasiswa . Sam ingin juga membeli notebook,dan ternyata teman-temannya pun ingin membelinya juga. Merekapun membeli bersama dengan harga yang sesuai jumlah uang yang mereka punya. Nah, permintaan tersebuat yang qta sebut dengan permintaan efektif (effective demand) karena permintaan yang didukung dengan daya beli yang kuat.



contoh permintaan :
suatu fungsi permintaan dinyatakan oleh persamaan Q = 25 – 5P
tentukan :
a. Berapakah jumlah barang yang diminta bila harga barang Rp. 2,00?
b. Jika jumlah barang yang diminta 10 unit, berapakah tingkat harga yang berlaku?
c. Kalau barang tersebut adalah barang bebas (tidak mempunyai harga atau gratis), berapakah jumlah jumlah barang yang diminta oleh pembeli?
d. Pada tingkat harga berapakah pembeli tidak mau membeli barang tersebut?
Jawab:
a. Jika harga permintaan (P) sebesar Rp. 2,00 , jumlah permintaannnya :
Q = 25 – 5P
Q = 25 – 5(2)
Q = 15
b. Jika jumlah barang yang diminta (Q) = 10 unit, harga permintaannya :
Q = 25 – 5P
10 = 25 – 5P
P = 3
c. Suatu barang tersebut disebut barang bebas apabila barang tersebut tidak mempunyai harga atau P=0 maka jumlah yang diminta sebanyak
Q = 25 – 5P
Q = 25 – 5(0)
Q = 25
d. Pembeli tidak mau membeli barang ditunjukkan oleh tingkat Q=0 pada tingkat harga (P):
Q = 25 – 5P
0 = 25 – 5P
P = 5
1.2 Pengertian Penawaran (supplay)
Penawaran : jumlah barang yang ditawarkan penjual pada periode tertentu dan dalam tingkat harga tertentu.




Contoh penawaran :
Suatu fungsi penawaran dinyatakan oleh persamaan Q = 2P – 4.
Tentukan:
a. jumlah barang yang ditawrkan pada tingkat harga Rp. 10,00
b. tingkat harga yang dikehendaki oleh produsen apabila jumlah barang yang ditawarkan sebanyak 26 unit
c. harga penawaran terendah
jawab :
a. pada saat harga (P) Rp. 10,00, jumlah barang yang ditawarkan adalah
Q = 2p – 4
Q = 2(10) – 4
Q = 16
b. jika Q = 26, tingkat harga sebesar
Q = 2P – 4
26 = 2P – 4
P = 15
c. penawaran terendah jika Q = 0 dengan tingkat harga
Q = 2P – 4
0 = 2P – 4
P = 2

2. Hukum Permintaan dan Penawaran
2.1 Hukum Permintaan
Hukum Permintaan : Hubungan antara permintaan dengan harga.
Hukum permintaan dikemukakan oleh Alfred Marshall bahwa adanya hubungan terbalik antara harga dan permintaan. Hukumnya berbunyi :


Asumsi diatas ,dengan anggapan cateris paribus .

Hukum permintaan di atas memberikan gambaran bahwa konsumen (pembeli) akan berlaku lebih konsumtif jika terjadi penurunan harga. Konsumen menjadi lebih konsumtif terhadap barang maka barang tersebut makin banyak diminta. Hal ini terjadi karena mereka ingin mendapatkan suatu kepuasan berupa keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Namun jika harga mulai menaik (tinggi) konsumen tidak lagi mementingkan suatu barang tersebut untuk dikonsumsi lebih banyak. Tetapi mereka cenderung untuk mengganti produk tersebut dengan barang yang lebih murah. Misalnya dalam suatu kurun waktu tertentu permintaan terhadap gula tebu menurun dikarenakan harga yang semakin meningkat. Sehingga konsumen yang biasanya menggunakan gula tebu akan beralih ke penggunaan gula aren yang harganya lebih murah jika dibandingkan dengan gula tebu.
Jika terjadi suatu permintaan yang tak terhingga atau melebihi batas maka hal ini akan menjadikan suatu kondisi berupa kelangkaan barang (kebutuhan/keinginan seseorang atau masyarakat lebih besar dari pada tersedianya barang dan jasa tersebut). Kelangkaan barang ini terjadi ketika harga barang yang sangat murah banyak diminta oleh para konsumen sehingga menimbulkan kelangkaan terhadap barang tersebut. Karena kelangkaan tersebut maka harga yang sebelumnya jauh lebih murah, lambat laun akan meningkat. Dalam Hukum Permintaan dijelaskan bahwa semakin rendah tingkat harga suatu barang akan semakin banyak barang tersebut yang diminta, dan sebaliknya. Hal yang berbeda justru terjadi pada saat hari raya tiba, pada saat hari raya harga-harga barang semakin naik tetapi permintaan juga semakin bertambah. Hal ini disebabkan karena para pelaku ekonomi (khususnya para pelaku rumah tangga) memerlukan kebutuhan yang lebih besar dari kondisi yang sebelumnya. Dalam menghadapi hari raya semua orang yang merayakan membutuhkan segala sesuatunya lebih banyak jika dibandingkan dengan hari biasa sehingga hal ini dimanfaatkan bagi para pedagang untuk meraup untung sebesar-besarnya. Semakin banyak permintaan maka semakin tinggi pula harga barang. Hal tersebut sangat bertentangan dengan hukum permintaan ekonomi (Semakin rendah tingkat harga suatu barang akan semakin banyak barang tersebut yang diminta, dan sebaliknya. Semakin tinggi tingkat harga suatu barang, akan semakin sedikit permintaan barang tersebut) pada uraian di atas tersebut. Intinya dalam perayaan hari raya penjual menginginkan adanya keuntungan besar sehingga mereka memanfaatkan momen tersebut sebagai nilai tambah penjualan mereka dengan cara memperoleh laba yang besar. Jadi hukum permintaan tidak berlaku mutlak pada asumsi ceteris paribus.


2.2 Hukum Penawaran
Hukum Penawaran : Perbandingan lurus antara harga dan penaaran.
Menurut penemunya, Alfred Marshall, perbandingan lurus antara harga penawaran disebut hokum penawaran. Hukumnya berbunyi :



Asumsi diatas ,dengan anggapan cateris paribus .
Semakin rendah tingkat harga suatu barang akan semakin banyak barang tersebut yang diminta, dan sebaliknya

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Permintaan dan Penawaran

3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan :
1. Harga barang lain
Hubungan suatu bang dengan berbagai jenis barang lainnya dapat berfungsi sebagai barang pengganti (substitusi), barang pelengkap (komplementer), dan barang yang tidak berkaitan fungdinya.
· Barang Substitusi : barang yang dapat menggantikan fungsi dari barang lain. Harga barang substitusi dapat mempengaruhi permintaan barang yang dapat digantikannya, misalnya, kopo dan teh. Apabila harga kopi turun, permintaan the akan berkurang.
· Barang Komplementer : barang yang selalu digunakan bersama-sama dengan barang lainnya. Oleh karena itu, kenaikan atau penurunan permintaan atas barang pelengkap selalu sejalan dengan perubahan permintaan barang yang dilengkapinya. Jika, permintaan atas kopi dan teh bertambah, misalnya, permintaan gula cenderung bertambah. Sebaliknya apabila permintaan kopi turun, permintaan gula juga cenderung menurun.
· Barang yang fungsinya tidak berkaitan : permintaan atas beras dan minyak goring, misalnya, tidak mempunyai kaitan sama sekali. Perubahan permintaan salah satu barang tersebut tidak akan mempengaruhi permintaan barang lainnya.
2. Pendapatan masyarakat
Semakin tinggi permintaan yang diperoleh masyarakat, semakin besar keinginan untuk melakukan konsumsi. Dengan deminkian, perubahan dalan pendapatan akan menimbulkan perubahan atas permintaan berbagai jenis barang. Pengaruh pendapatan berbeda untuk setiap jenis barang.
· Barang normal : barang yang permintaannya berubah-ubah sesuai dengan perubahan pendapatan. Apabila pendapatan seseorang naik, maka permintaan barang normal juga naik. Turunnya tingkat pendapatan juga akan menurunkan permintaan barang normal. Contonya, pakaian dan sepatu.
· Barang inferior : barang dengan mutu/kualitas yang rendah. Biasanya barang inferior dikonsumsi saat pendapatan seseorang rendah. Contohnya, tiwul dan gaplek.
3. Selera masyarakat
Selera mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap keinginan masyarakat untuk membeli brang-barang. Pada tahun 1980an, orang yang suka makan makan siap saji/ makan instan masih dapat dihitung dengan jari. Tapi, pada era 1990an sampai sekarang tidak terhitung banyaknya masyarakat yang mengonsumsi kedua jenis makan ini.
4. Jumlah penduduk
Setiap orang pasti mempunyai kebutuhan bukan? Jadi, semakin banyak jumlah penduduk maka semakin tinggi permintaan atas barang dan jasa.
5. Ramalan harga di masa dating
Banyangkan pada saat ini kamu ingin membeli Laptop atau HP. Tapi, kamu dapat informasi harga Laptop dan HP bulan medatang akan turun. Apa yang kamu lalukan? sebaliknya, apabila harga Laptop dan Hp diyakini akan naik, apa pula yang kamu lakukan? Ramalan masyarakat bahwa harga-harga barang akan naik tinggi dimasa depan cenderung mendorong mereka untuk membeli lebih banyak pada masa sekarang ini. Tujuannya untuk menghemat pengeluaran pada masa depan.

3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran :
1. Harga barang lain
Jenis barang subtitusi dan komplementer mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap penawaran suatu barang. Misalnya, parfum impor sebagai barang pengganti dari parfum local. Naiknya harga parfum impor membuat konsumen beralih ke parfum local. Sehingga penawaran parfum local meningkat.
2. Biaya produksi
Biaya produksi mempengaruhi tingkat harga dan jumlah barang yang akan ditawarkan oleh produsen. Biasanya, produsen selalu menetapkan harga barang lebih tinggi dari pada biaya produksi yang dikeluarkan agar mereka memperoleh keuntungan yang besar.
3. Tingkat teknologi
Kemajuan teknologi dapat mengurangi biaya produksi, meningkatkan produktifitas, meningkatkan mutu barang, dan menciptakan barang-barang baru. Kemajuan teknoligi akan menyebabkan produksi bertambah lebih cepat dan biaya produksi semakin murah, sehingga keuntungan produsen semakin bertambah. Jadi, wajar apabila produsen menambah penawarannya seiring dengan semakin majunya tingkat teknologi.

4. Penentuan Harga Keseimbangan

1. Pengertian Elastisitas
Salah satu pokok bahasan yang palin penting dari aplikasi ekonomi adalah konsep elastisitas. Pemahaman dari elastisitas harga dari permitaan Dan penawaran membantu para ahli ekonomi untuk menjawab suatu pertanyaan, yakni apa yang akan terjadi terhadap permintaan Dan penawaran, jika ada perubahan harga? Apa yang terjadi pada “keseimbangan harga” bila faktor-faktor yang mempengaruhi kurva demand Dan kurva supply beubah? Dan berapa besar pengaruhnya?
Untuk menjawab ini pakailah konsep elastisitas.
Secara umum, elastisitas adalah suatu pengertian yang menggambarkan derajat kepekaan/respon dari julah barang yang diminta/ ditawarkan akibat perubahan faktor yang mempengaruhinya.
1.1 Elastisitas Permintaan
Elastisitas harga permintaan adalah suatu alat/konsep yang digunakan untuk mengukur derajat kepekaan/ respon perubahan jumlah/ kualitas barang yang dibeli sebagai akibat perubahan faktor yang mempengaruhi.
Dalam hal ini pada dasrnya ada tiga variabel utama yang mempengaruhi, maka dikenal tiga elastisitas permintaan, yahitu :
elastisitas harga permintaan
elastisitas silang
elastisitas pendapatan
Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)
Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun Dan sebaliknya.
Sedangkan tanda elastisitas selalu negatif, karena sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka disepakati bahwa elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dair, dama dengan lebih besar dari satu Dan merupakan angka mutlak (absolute), sehingga permintaannya dapat dikatakan :
Tidak elastisitas (in elastic)
Unitari (unity) dan
Elastis (elastic)
Dengan bentuk rumus umum sebagai berikut :

Dimana :
Eh = elastisitas harga permintaan
Q = Jumlah barang yang diminta
P = harga barang tersebut
Δ = delta atau tanda perubahan.
Hasil akhir dari elastisitas tersebut memberikan 3 kategori :
Apabila perubahan harga (ΔP) mengakibatkan perubahan yang lebih besar dari jumlah barnag yang diminta (Δ Q), sisebut dengan elastisitas yang elastis (elastic), dimana besar koefisiennya adalah besar dari satu (Eh.1). Nemtuk kurva permintaannya lebih landai. [ % ΔP < % Δ Q].
Apabila persentase perubahan harga (% ΔP) sama besarnya dengan persentase perubahan jumlah barang yang diminta (% Δ Q), disebut dengan elastisitas yang unity (unitari), dimana besar koefisiennnya adalah sama dengan satu (eh=1), bentuk kurva permintaannya membentuk sudut 45 derajat dari titik asal [% ΔP = % Δ Q].
Apabila persentase perubahan harga (% ΔP) mengakibatkan perubahan kenaikan jumlah barang yang diminta (% Δ Q) yang lebih kecil,disebut dengan elastisitas yang in elastic dimana besar keofisiennya lebih kecil dari satu (Eh<1). Bentuk kurva permintaannya lebih vuram[ % ΔP > % Δ Q].
Pembagian kedalam tiga kategori tersebut disebabkan karena perbedaan total penerimaan (Total Renenue)nya sebagai akibat perubahan harga masing-masing kategori.
Pada suatu kurva permintaan akan terdapat ketiga keadan tersebut, tergantung dititik mana mengjkurnya. Pada harga tinggi, elastisitasnya lebih besar dari satu atau elastis, pada harga yang rendah elastisitasnya kurang dari satu atau tidak elastis (in elastic), sedangkan titik tengah dari kurva permintaan mempunya elastisitas sama dengan satu atau unity (unitari),
Disamping tiga bentuk elastisitasharga permintaan diatas, ada dua lagi elastisitas harga permintaan, yaitu :
Permintaan yang elastis sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat yang paling tinggi dari kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari jumlahbarang yang diminta terhadap harga, bentuk kurva permintaannya merupakan garis horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu gabris horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu datar, besar elastisitasnya tidak berhingga (Eh =ς) pada kondisi ini berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau pada tingkat harga yang jumlah permintaan dapat lebih banyak.
Kurva permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan tingkat paling rendah dari elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga adalah sangat kecil, bentuk kurva permintaannya vertikal dengan sempurna sejajar dengan sumbu tegak, besar koefisien elastisitasnya adalah nol (Eh = 0), artinya bagaimanapun harga tinggi, konsumen tidak akan mengurangi jumlah permintaannya.
Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini dapat menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan dijualnya.
Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan :
Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar
Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut
Jenis barang dan pola preferensi konsumen
Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu penggunaan barang tersebut.
Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang
Elastisitas akan besar bilamana :
terdapat banyak barang subsitusi yang baik
harga relatif tinggi
ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain
Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana :
benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain
barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah.
Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda tersebut sangat dibutuhkan.
Elastisitas Silang dalam permintaan (The Cross Price Elasticity of demand)
Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga pendapatan.
Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang berhubungan dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of demand)
Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y
Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena.
Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya.

Perlu dicatat bahwa indeks/koefisien elastisitas tidak sama dengan lereng dari kurva atau slope dari kurva permintaan. Bila elastisitas tersebut no (0) berarti tidak ada hubungan antara suatu barang dengan barang lain.
Elastisitas Pendapatan dalam Permintaan (The Income Elasticity of Demand)
Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan.
Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perobahan pendapatan, dengan rumus.

Jika Em = 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah barang yang diminta;
Jika Em >1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari pendapatan terhadap barang.
Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik.
Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau superior.
Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen.
1.2 Elastisitas Penawaran
Elastisitas Harga Penawaran (The Price Elasticity of Suply)
Sama hal dengan perhatian elastisitas harga pada permintaan, maka pengertian elastisitas harga pada penawaran, diartikan sebagai suatu alat untuk mengukur respon produsen terhadap perobahan harga, penghitungan elastisitas harga penawaran sama dengan penghitungan pada elastisitas harga permintaan, hanya saja perbedaan pengertian jumlah barang diminta diganti dengan jumlah barang yang ditawarkan.


Dimana :
Q :adalah jumlah barang yang ditawarkan;
P :adalah harga barang;
S :adalah delta atau perobahan.
Seperti terhadap koefisien elastisitas harga permintaan, koefisien penawaran tersebut juga dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu :
Elastis (Es > 1)
In Elastis (Es < 1),
Unity (Es = 1).
Elastis Sempurna (Es = ~ );
In Elastis Sempurna (Es = 0).
Disamping tiga bentuk elastisitasharga permintaan diatas, ada dua lagi elastisitas harga permintaan, yaitu :
Permintaan yang elastis sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat yang paling tinggi dari kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari jumlahbarang yang diminta terhadap harga, bentuk kurva permintaannya merupakan garis horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu gabris horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu datar, besar elastisitasnya tidak berhingga (Eh =ς) pada kondisi ini berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau pada tingkat harga yang jumlah permintaan dapat lebih banyak.
Kurva permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan tingkat paling rendah dari elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga adalah sangat kecil, bentuk kurva permintaannya vertikal dengan sempurna sejajar dengan sumbu tegak, besar koefisien elastisitasnya adalah nol (Eh = 0), artinya bagaimanapun harga tinggi, konsumen tidak akan mengurangi jumlah permintaannya.
Elastisitas Penawaran Ditinjau dari Sudut Waktu
Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu, apabila harga berobah, para ahli ekonomi membedakan tiga waktu/masa bagi produsen dalam rangka menyesuaikan jumlah barang yang akan ditawarkan dengan perobahan harga tersebut.
Secara umum, semakin lebih panjang waktu produsen untuk menyesuaikan diri terhadap perobahan harga, semakin besar elastisitas penawaran.
Adapun tiga waktu tersebut adalah :
(1) tiga Immediate Run / Momentary Period / Market Period, suatu periode waktu yang sangat pendek, dimana jumlah barang yang terdapat di pasar tidak dapat dirubah, yaitu hanya sebanyak yang ada di pasar, kurva penawaran in elastis sempurna.
Seperti yang diperlihatkan gambar.
The short Run, adalah suatu periode waktu yang cukup panjang bagi suatu perusahaan untuk memproduksi barang, tetapi tidak cukup panjang untuk mengembangkan kapasitas atau masuk pasar bagi perusahaan baru, sehingga out put hanya dapat dikembangkan sebatas kapasitas yang ada, bentuk kurva penawaran Unity.
The Long Run, adalah suatu periode waktu yang sangat panjang bagi perusahaan baru untuk masuk kedalam pasar dan bagi perusahaan lama untuk membuat perencanaan untuk pengembangan perusahaan yang lebih memungkinkan untuk menyesuaikan diri dengan perobahan harga, bentuk kurva penawarannya lebih elastis,
Cara Menghitung Elastisitas Permintaan
Secara garis besar ada dua cara dalam mengukur besaran elastisitas permintaan, yaitu :
(1) Elastisitas Titik (Point elasticity)
Cara ini digunakan untuk mengukur elastisitas yang perubahan harga dan jumlah yang diminta relatif sangat kecil atau limit mendekati nol, hal ini dapat dibuktikan,
(1) Elastisitas Busur (Art Elastisity)
Cara kedua ini digunakan untuk mengukur perubahan harga dan jumlah permintaan yang besar.
Cara penghitungan ini terbagi dalam dua bentuk :
1. Elastisitas Jarak.
Suatu cara mengukur elastisitas yang besar, tetapi bersifat searah, seperti diukur dari titik A ke titik B tidak sama besar hasilnya bila diukur dari titik B ke titik A.
2. Elastisitas Jarak dengan Modifikasi / mid point;
Suatu cara dalam mengukur besaran elastisitas tanpa memperhatikan arah, apakah dimulai dari titik A ke titik B atau sebaliknya, dimana cara ini tidak akan ada perbedaan dari hasilnya, tujuan dari metode perhitungan ini adalah untuk mengatasi kelemahan pada cara pengukuran jarak (a).


BAB 3. PERILAKU KONSUMEN

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali, maka dia disebut pengecer atau distributor. Pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak-hak konsumen

Perilaku Konsumen adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka.

Definisi lainnya adalah bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumber dayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen antara lain adalah :

Menurut James F. Engel - Roger D. Blackwell - Paul W. Miniard dalam Saladin terdapat tiga faktor yang mempengaruhinya, yaitu :

Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.

Menurut Kotler dan Armstrong (1996) terdapat dua faktor dasar yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang meliputi pengaruh keluarga, kelas sosial, kebudayaan, marketing strategy, dan kelompok referensi. Kelompok referensi merupakan kelompok yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung pada sikap dan prilaku konsumen. Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku.

Faktor internal
Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor internal adalah motivasi, persepsi, sikap, gaya hidup, kepribadian dan belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Seringkali perilaku manusia diperoleh dari mempelajari sesuatu.



Pendekatan Perilaku Konsumen

Pendekatan perilaku konsumen terdiri dari 2 bagian yaitu :

Pendekatan Kardinal atau Cardinal Approach
Menurut pendekatan kardinal kepuasan seorang konsumen diukur dengan satuan kepuasan (misalnya:uang). Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu. Semakin besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya. Konsumen yang rasional akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada tingkat pendapatan yang dimilikinya. Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada individu (konsumen) yang bersangkutan. Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang maksimum apabila dalam membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan yang sama pada berbagai barang. Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsiAsumsi dari pendekatan ini adalah sebagai berikut:

Konsumen rasional, artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
Berlaku hukum Diminishing marginal utility, artinya yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
Pendapatan konsumen tetap yang artinya untuk memenuhi kepuasan kebutuhan konsumen dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang tetap supaya pendapatan mereka tetap jika salah satu barang di dalam pendekatan kardinal harganya melonjak.
Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap yang artinya uang merupakan ukuran dari tingkat kepuasan di dalam pendekatan kardinal semakin banyak konsumen mempunyai uang maka semakin banyak mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka..
Total utility adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna dari sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang X2, X3, X4 …. Xn dan sebaliknya.
b.Pendekatan Ordinal atau Ordinal Approach

Dalam Pendekatan Ordinal daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah indefference curve, yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi 2 (dua) macam barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari pendekatan ini adalah:
Konsumen rasional artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna yang artinya konsumen melihat barang dari segi kegunaannya.
Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu artinya konsumen harus mempunyai uang untuk memenuhi kebutuhannya.
Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum artinya konsumen harus berusaha semaksimal mungkin walaupun hanya mempunyai uang terbatas untuk memenuhi kebtuhan mereka.
Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada B karena A lebih disukai daripada B, tidak berlaku sebaliknya
Berlaku hukum transitif, artinya bila A lebih disukai daripada B dan B lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C
Persaman dan perbedaan:

Persamaan Kardinal dan Ordinal:
Persamaan kardinal dan ordinal yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya (maximum utility)
Perbedaan kardinal dan Odinal :
Pandangan antara besarnya utility menganggap bahwa besarnya utiliti dapat dinyatakan dalam angka atau bilangan.. Sedangkan analisis ordinal besarnya utility dapat dinyatakan.dalam bilangan atau angka. Analisis kardinal mengunakan alat analisis yang dinamakan marginal utiliy(pendekatan marginal). Sedangkan analisis ordinal menggunakan analisis indifferent curve atau kurva kepuasan sama .


Konsep Elastisitas

Elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Definisi lain, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga.

Konsep elastisitas ini digunakan untuk meramalkan apa yang akan barang/jasa dinaikkan. Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan harga terhadap permintaan sangatlah penting. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman seberapa besar ia harus mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan seberapa besar penerimaan penjualan yang akan ia peroleh. Sebagai contoh, anggaplah biaya produksi sebuah barang meningkat sehingga seorang produsen terpaksa menaikkan harga jual produknya. Menurut hukum permintaan, tindakan menaikkan harga ini jelas akan menurunkan permintaan. Jika permintaan hanya menurun dalam jumlah yang kecil, kenaikan harga akan menutupi biaya produksi sehingga produsen masih mendapatkan keuntungan. Namun, jika peningkatan harga ini ternyata menurunkan permintaan demikian besar, maka bukan keuntungan yang ia peroleh. Hasil penjualannya mungkin saja tidak dapat menutupi biaya produksinya, sehingga ia menderita kerugian. Jelas di sini bahwa produsen harus mempertimbangkan tingkat elastisitas barang produksinya sebelum membuat suatu keputusan. Ia harus memperkirakan seberapa besar kepekaan konsumen atau seberapa besar konsumen akan bereaksi jika ia mengubah harga sebesar sepuluh persen, dua puluh persen, dan seterusnya.

Besar kecilnya kepekaan tersebut dapat dilihat dari besarnya angka koefisien elastisitas atau indeks elastisitas.
4 konsep elastisitas yang umumnya dipakai dipakai dalam teori ekonomi mikro
1. Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)
2. Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)Elastisitas silang (Ec)
3. Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)
KONSEP ELASTISITAS:


Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)

Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun Dan sebaliknya.

Sedangkan tanda elastisitas selalu negatif, karena sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka disepakati bahwa elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dair, dama dengan lebih besar dari satu Dan merupakan angka mutlak (absolute), sehingga permintaannya dapat dikatakan :

1. Tidak elastisitas (in elastic)
2. Unitari (unity) dan
3. Elastis (elastic)

Dengan bentuk rumus umum sebagai berikut :

Δ Q ΔP Δ Q P
Eh : atau Eh = X
Q P ΔP Q

Dimana :
Eh adalah elastisitas harga permintaan
Q adalah Jumlah barang yang diminta
P adalah harga barang tersebut
Δ adalah delta atau tanda perubahan.

Disamping tiga bentuk elastisitasharga permintaan diatas, ada dua lagi elastisitas harga permintaan, yaitu :

1. Permintaan yang elastis sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat yang paling tinggi dari kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari jumlahbarang yang diminta terhadap harga, bentuk kurva permintaannya merupakan garis horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu gabris horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu datar, besar elastisitasnya tidak berhingga (Eh =ς) pada kondisi ini berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau pada tingkat harga yang jumlah permintaan dapat lebih banyak.

2. Kurva permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan tingkat paling rendah dari elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga adalah sangat kecil, bentuk kurva permintaannya vertikal dengan sempurna sejajar dengan sumbu tegak, besar koefisien elastisitasnya adalah nol (Eh = 0), artinya bagaimanapun harga tinggi, konsumen tidak akan mengurangi jumlah permintaannya.
Masing-masing bentuk kurva elastisitas harga tersebut,


Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini dapat menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan dijualnya.

Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan :
1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar
2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut
3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen
4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu penggunaan barang tersebut.
5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang

Elastisitas akan besar bilamana :
1. terdapat banyak barang subsitusi yang baik
2. harga relatif tinggi
3. ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain

Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana :
1. benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain
2. barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah.
3. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda tersebut sangat dibutuhkan.



Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)

Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga pendapatan.
Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang berhubungan dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of demand)
Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y
Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena.
Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya.

Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah :
ΔQx Py
Es = ——- x ——- > 0 Substitusi
Δ Px Qx


Δ Qy Px
Es = ——- x ——- < 0 Komplementer
Δ Py Qy

Perlu dicatat bahwa indeks/koefisien elastisitas tidak sama dengan lereng dari kurva atau slope dari kurva permintaan. Bila elastisitas tersebut no (0) berarti tidak ada hubungan antara suatu barang dengan barang lain.


Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)

Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan.
Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perobahan pendapatan, dengan rumus.


Δ Q Δ Y Δ Q Y
Em = ——- : ——– atau Em = ——– x ——–
Q Y ΔY Q


Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah barang yang diminta;
Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari pendapatan terhadap barang.
Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik.
Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau superior.

Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen.




sumber :

http://wartawarga.gunadarma.ac.id
http://organisasi.org
http://id.wikipedia.org/wiki/Penawaran_dan_permintaan
http://id.wikipedia.org/wiki/Konsumen
http://www.anneahira.com/artikel-umum/perilaku-konsumen.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/perilaku-konsumen-dan-produse/
http://broncu.blogspot.com/2010/05/perilaku-konsumen.htm